Sekilas
Tentang Obesitas
Gemuk
pada anak tidak berarti sehat. Hal ini penting untuk dipahami karena ada
anggapan di masyarakat yang keliru yang mengira bahwa semakin semakin gemuk
seorang anak, maka itu menandakan semakin gemuk anak itu. Padahal tidak
selamanya bayi atau balita bertubuh montok menandakan ia sehat. Jika berat
badan anak melampaui batas kewajaran dari rata-rata usianya, bisa digolongkan
anak itu mengalami masalah dengan kesehatannya.
Berat
badan sangat berlebih atau dikenal dengan nama obesitas merupakan suatu kondisi
kadar lemak tubuh mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan karena penimbunan
lemak yang berlebihan.
Dampak
obesitas pada bayi dan balita memang belum langsung telihat. Namun, organ-organ
vitalnya seperti jaantung dan hati akan bekerja melebihi batas kewajaran. Ini membuat
anak dikemudian hari berpotensi besar mengidap berbagai penyakit serius seperti
penyakit jantung, gangguan hati, gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea), asma bronkhiale,
hypertensi, diabetes mellitus, kanker dan gangguan tulang sendi. Obesitas pun
bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan karena membuat anak menjadi
lamban dalam bergerak dan beraktifitas, tidak enerjik seperti lazimnya anak
yang memiliki berat badan normal.ini karena mereka memiliki dalam bentuk dan
ukuran tulang kaki, yaitu berukuran lebih besar daripada seharusnya. Obesitas juga
ketidakseimbangan hingga rasa nyeri ketika hendak melakukan aktifitas seperti
berdiri, berjalan atau berlari.
Faktor
Penyebab
Sebagian
besar menganggap bahwa obesitas merupakan factor genetic (keturunan). Ini artinya
jika seorang yang memiliki memiliki orang tua yang juga obesitas, maka
kemungkinan besar ia pun akan mengalaminya, hal ini memeng benar. Namun factor genetic
bukanlah factor dominan yang menjadi penyebab obesitas yang dialami oleh anak. Factor
utama obesitas adalah karena gaya hidup yang tidak sehat.
Gaya
hidup yang tidak sehat meliputi pola makan yang tidak sesuai dan gerak tubuh
yang kurang. Contoh dari pola makan yang bisa memicu timbulnya obesitas adalah
pemberian makan pada bayi dan balita yang tidak memeprhatikan nilai kalori. Anak
dibiarkan makan sesuai selera tanpa ada pengontrolan, sehingga membuat mereka
makan semaunya dalam jumlah banyak, mengandung kalori berlebih, kurang serat
dan bergizi rendah. Belum lagi jika anak mengalami kebiasaan mengemil diluar
jam makan. Kandungan kalori yang disimpan dalam bentuk lemak didalam tubuh pun
semakin meningkat.
Tingkat
metabolisme tubuh juga dapat mempengaruhi bayi atau balita mengalami obesitas. Metabolisme
yang lambat cenderung memperbesar resiko terjadinya obesitas daripada mereka
yang mengalami metabolisme cepat. Hal ini manjawab mengapa anak yang punya
nafsu makan besar tidak semuanya akan mengalami obesitas.
Pencegahan
dan perawatan di rumah
Obesitas
dapat dicegah. Mengacu pada factor-faktor penyebabnya, peran orang tua amat
penting untuk mengantisipasi terjadinya obesitas pada bayi dan balita. Orang tua
dapat memulainya dengan mengatur pola makan yang tepat atau mengatur pola makan
yang seimbang. Misalnya dengan memghindari pemberian makan yang berlebih,
mengurangii makanan berlemak dan berkalori tinggi (manis), makanan cepat saji (fast food) karena kandungan lemak dan
garamnya yang sangat tinggi, serta kebiasaan mengemil.
Bagi
bayi dan balita yang masih menyusui, teruskan pemberian ASI, khususnya ASI
eksklusif. Ini karea ASI mengandung probiotik (bakteri baik) yang dapat
mencegah terjadinya obesitas. Probiotik berfungsi memberikan keseimbangan
mikrobiota usus sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan optimal, dan kenaikan
berat badan berlebih dapat dijaga hingga mereka berusia empat tahun.
Kondisikan
anak untuk senang bergerak atau beraktivitas yang dapat membakar kalorinya
dalam jumlah besar. Perbanyak aktifitas diluar rumah seperti berlari, bermain
di taman, bermain bola, dan beragam olahraga fisik lainnya. Kurangi waktu anak
menonton televise atau bermain computer yang membuat mereka jadi malas
bergerak.
(Sumber: Buku
Mengenal, Mencegah, Menangani Berbagai
Macam Penyakit Berbahaya Bayi dan Balita. Andin Sefrina, Suhendra Cahya
Purnama.2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar